Selainmeteor pada atmosfer dan satelit berorbit rendah, gerakan utama benda langit di atas Bumi adalah ke arah barat, dengan laju 15°/jam = 15'/menit. dan jarak ke Bulan, 384.000 km dalam waktu 3,5 jam. Bulan berputar dengan Bumi mengelilingi barisentrum setiap 27,32 hari. 4 Langit keempat. Penghuni langit ke empat yaitu Nabi Idris AS yang pernah berdakwah di Mesir pada Bani Qabil dan Memphis dan manusia pertama yang mengetahui tulisan. Dan sama dengan tingkatan terlebih dulu, mereka sama-sama bertegur sapa dan Nabi Idris memberi doa supaya semua masalah yang dikerjakan oleh Rasul diberikan kebaikan. 5. mutawatir) dalam riwayat ahmad : " langit adalah 500 tahun perjalanan. sementara perjalanan yang dimaksud adalah perjalanan unta (v=0,59 m/s). jadi jarak langit dan bumi yaitu sekitar 9 juta kilometer,lalu jarak total dari bumi ke permukaan langit ke tujuh (9 km x 7 langit x 2 (jarak dan ketebalannya) = 126 km. pertanyaan koreksi Padatitik paling jauh, jarak antara Pluto ke Matahari bisa sampai 50 kali lipat dengan jarak Bumi ke Matahari. Sedangkan pada titik terdekat, jarak antara Pluto dengan Matahari sekitar 39 kali jarak bumi dengan Matahari. Jika dilihat ukuran jaraknya, jarak antar Pluto ke Matahari antara 4,4 milyar km sampai 7,4 milyar km. Musim Ekstrim Sementarasaat perihelion, dia mengakui anggapan awam bahwa suhu Bumi akan menjadi lebih panas karena sedang dekat dengan matahari. "Asumsinya begitu tapi jarak 5 juta kilometer lebih dekat dari jarak terjauh itu kecil banget efeknya," ujarnya. Justru saat perihelion, menurut Avivah, temperatur global Bumi lebih rendah dibandingkan saat Asteroidyang kira-kira sebesar gedung pencakar langit 40 lantai, diperkirakan memiliki lebar 122 meter. Asteroid akan melewati sekitar 2,8 juta km dari Bumi, atau lebih dari tujuh kali jarak antara Bumi dan bulan. Baca Juga: Asteroid Raksana Melintas Dekat Bumi Malam Ini, Ukurannya 2 Kali Menara Dubai . Ana baca kitab Fathul Baari jilid 17 bab tujuh lapis bumi menjelaskan tentang ayat “Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. ” QS. Ath-Thalaaq 12 Ibnu hajar mengatakan ada 7 bumi karena jaraknya sangat dekat sehingga dianggap satu, isinya juga sama ada kita, nabi Adamnya sama, nabi Isanya sama begitu juga nabi Muhammadnya. Sedangkan pendapat lainnya jaraknya berjajar seperti langit 500 tahun perjalanan antar bumi. Ana jadi ingat konsep dunia paralel yang ada teori menyatakan bahwa jaraknya sangat dekat dengan kita hanya beberapa meter saja dan sempat ada filmnya dulu judulnya SLIDER, yang intinya ada bumi lain yang isinya juga sama, ada saya ada ustadz, dll. Kira-kira ada pendapat lain gak ? mungkin ustadz bisa menjelaskan dari kitab2 karangan para ulama lainnya. Waalaikumussalam Wr Wb Firman Allah swt اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ Artinya “Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.” QS. Ath Thalaq 12 Ibnu Hajar mengatakan bahwa bisa jadi perkataan bumi saling berdekatan karena jika tidak maka akan tampak bertentangan dengan Al Qur’an dan Sunnah. Hal itu juga ditunjukkan oleh apa yang diriwayatkan Ibnu Jarir dari jalan Syu’bah dari Amr bin Murroh dari Abi adh Dhuha dari Ibnu Abbas tentang firman-Nya ومن الأرض مثلهن dan seperti itu pula bumi, dia berkata,”Pada setiap bumi adalah seperti Ibrahim, dan seperti ciptaan yang ada di atas bumi.” Demikianlah apa yang diriwayatkan Ibnu Jarir secara ringkas dengan sanad yang shahih. Diriwayatkan oleh Al Hakim dan Baihaqi dari jalan Atho bin as Saaib dari Abi adh Dhuha secara panjang lebar, yaitu tujuh lapis bumi,”Di setiap bumi terdapat Adam seperti Adam kalian, Nuh seperti Nuh kalian, Ibrahim seperti Ibrahim kalian, Isa seperti Isa kalian dan seorang Nabi seperti Nabi kalian.” Al Baihaqi mengatakan,”sanadnya shahih.” hanya saja syadz ganjil karena terdapat Murroh. Ibnu Hajar juga menjelaskan bahwa lahiriyah firman-Nya ومن الأرض مثلهن merupakan jawaban atas para ahli yang mengatakan bahwa tidak ada jarak antara satu bumi dengan bumi yang lainnya meskipun sebagiannya berada diatas sebagian yang lainnya, bahkan bumi ketujuh sangat padat dan tidak memiliki rongga, lalu di tengahnya terdapat titik sentral, demikian pula dengan pendapat-pendapat mereka yang lain yang tidak memiliki argumentasi. Diriwayatkan dari Ahmad dan Tirmidzi dari Hadits Abu Hurairoh,”Sesungguhnya antara satu langit dengan langit yang lainnya berjarak lima ratus tahun, dan sesungguhnya bangunan setiap langit sama seperti itu. Dan antara satu bumi dengan bumi yang lainnya berjarak lima ratus tahun.” Diriwayatkan pula oleh Ishaq bin Rohuwaih dan al Bazzar dari hadits Abu Dzar serupa dengan itu,”Antara setiap langit dengan langit yang lainnya berjarak tujuh puluh satu atau tujuh puluh dua tahun. Kedua hadits tersebut dapat digabungkan yang berarti bahwa perbedaan jarak diantara keduanya adalah tergantung dari cepat atau lambat perjalanannya. Fathul Bari juz VI hal 317 Imam Suyuthi ketika ditanya tentang hadits yang diriwayatkan oleh Baihaqi dari Abi adh Dhuha dari Ibnu Abbas tentang,”Di setiap bumi terdapat Adam seperti Adam kalian, Nuh seperti Nuh kalian, Ibrahim seperti Ibrahim kalian, Isa seperti Isa kalian dan seorang Nabi seperti Nabi kalian.” Maka beliau Suyuthi menjawab bahwa hadits itu diriwayatkan oleh Hakim didalam “al Mustadrak” dan dia Hakim mengatakan bahwa hadits itu memiliki sanad yang shahih. Hadits itu juga diriwayatkan oleh Baihaqi didalam “Syu’abul Iman” dan dia mengatakan bahwa sanadnya shahih akan tetapi syadz ada keganjilan dengan adanya orang yang bernama Murroh, dan perkataan ini berasal dari Baihaqi dengan tujuan yang baik bahwa dia tidak mengharuskan shahihnya sanad dengan shahihnya matan, sebagaimana ditegaskan didalam ilmu tentang hadits karena adanya kemungkinan sanadnya shahih akan tetapi matannya syadz atau illah terdapat keganjilan tau cacat yang dapat menghalangi keshahihannya. Dan apabila telah tampak kelemahan haditsnya maka hal itu sudah cukup daripada penta’wilannya karena dalam pemasalahan seperti ini tidak bisa menerima hadits-hadits yang lemah. Sehingga bisa dita’wilkan bahwa yang dimaksud dengan mereka adalah para pemberi peringatan yang menyampaikan da’wah dikalangan jin tentang para nabi manusia, dan tidak mustahil apabila kemudian mereka dinamakan dengan nama-nama para nabi. al Haawi Lil Fatawa juz II hal 70 Ibnu Katsir juga mengatakan bahwa jika hadits itu betul berasal dari Ibnu Abbas maka sesungguhnya beliau telah mengambilnya dari israiliyat. al Bidayah wan Nihayah jilid I hal 30 Syeikh Athiyah Saqar mengatakan dalam hal ini kita lepaskan akal dalam menyingkapnya atau mencari hasilnya dan apabila ia telah sampai kepada kenyataan yang kuat dan sesuai dengan yang telah ditetapkan maka ia tidak akan bertentangan dengan firman Allah swt, dan firman Allah haruslah menjadi dasar sedangkan yang lainnya haruslah dinilai dengannya dan dihukum berdasarkannya. Apabila makna nashnya sudah jelas maka ia tidaklah mengandung berbagai makna dan penakwilan. Untuk itu berhati-hati adalah suatu kewajiban ketika tidak bisa menempatkan ayat-ayat al Qur’an terhadap segala sesuatu yang ingin disingkap ketika didalamnya terdapat banyak teori dan hipotesa… Fatawa al Azhar juz VII hal 456 Wallahu A’lam - Jarak Bumi ke Bulan rata-rata adalah sekitar mil kilometer. Bulan adalah satelit Bumi. Sebagai satelit, Bulan mengitari Bumi. Namun, Bulan tidak mengitari Bumi dengan orbit yang bentuknya lingkaran sempurna. Sehingga ada tempat yang jaraknya lebih jauh dari Bumi, dan ada juga yang lebih dekat dari rata-rata jarak Bumi ke Bulan tersebut. Nah, jarak terpendek Bulan ke Bumi atau perigee adalah sekitar mil km. Sedangkan jarah terjauh atau apogee adalah sekitar mil km. Tonton video ini, yuk! Artikel ini membahas tentang bagaimana cara mengukur jarak antara Matahari dan Bumi, serta benda-benda angkasa lainnya tanpa harus meninggalkan Bumi. Halo guys! Ketemu lagi nih dengan Steve dan Wisnu. Kali ini kita berdua mau ngomongin tentang gimana caranya ngukur benda-benda angkasa. Sebelum kita mulai, lo pernah gak, sih, wondering tentang seberapa jauhnya Matahari dari Bumi? Atau jarak antara Bumi dengan Bulan? Nah, kebetulan, kita sering banget dapet pertanyaan kayak gini Q Berapa sih jarak dari Bumi ke Matahari? Z AU lah. Q Eh seriusan. Kalo jarak dari Bumi ke Jupiter? Z AU AU AU AU AU. Q Apaan sih? Z Kan jarak dari Bumi ke Jupiter 5 kali AU. Jadi, secara simpel, jarak antara Bumi dengan Matahari adalah 1 AU. Apa itu AU? AU adalah singkatan dari Astronomical Unit. Satuan AU ini menjadi standar jarak semua benda angkasa yang terletak di dalam Tata Surya. Berhubung saat ini yang kita ketahui kehidupan dan peradaban yang berkembang hanya berada di Bumi, kita menjadikan jarak antara Bumi ke Matahari menjadi standar. Sedangkan Matahari dijadikan acuan simply karena semua benda langit yang ada di tata surya mengelilingi Matahari. Bahkan, jika kita sudah punya koloni di Mars atau di planet lain, menurut gue AU tetep akan jadi ukuran jarak standar. Home planet kita tetep aja Bumi. Gue nggak bisa nekenin lagi seberapa pentingnya jarak antara Bumi ke Matahari untuk bisa mengukur seberapa besarnya tata surya. Nah, di sini gue pengen ngebahas, nih, gimana ceritanya manusia bisa sampai pada standar 1 AU yang kita pakai sekarang ini. Gini ceritanya. Metode Aristarchus Elo bakalan kaget, gak? kalo gue bilang bahwa perjalanan manusia mengukur jarak antara bumi dan matahari dimulai sekitar 250 tahun sebelum masehi? That is the truth! Aristarchus 310-230 SM tercatat dalam sejarah sebagai manusia pertama yang mencoba mengukur jarak matahari dari bumi. Teori-teori yang disampaikan Aristarchus ini keren banget, mengingat beliau ada pada saat ilmu pengetahuan masih baru banget berkembang. Dari karya-karya beliau yang masih bisa dibaca, Aristarchus memprediksi bahwa pusat dari tata surya adalah Matahari. Tentu teori beliau masih sekitar 1800 tahun terlalu dini sampai dikorek oleh Nicholas Copernicus hingga menjadi sebuah teori astronomi yang paten. Tapi, karya beliau yang paling dikenal adalah perhitungan jarak antara Matahari dari Bumi. Sebelum kita mulai mengupas persamaan yang dirangkai Aristarchus, lo harus paham dulu bahwa jarak Matahari dari Bumi berubah setiap detiknya. Iya karena rotasi dan revolusi Bumi. 1 AU yang kita liat diatas itu merupakan jarak rata-rata dihitung dari orbit terjauh Bumi dari Matahari Aphelion dan orbit terdekat Bumi dari Matahari Perihelion. Aristarchus ini adalah salah satu astronom di zaman Yunani kuno. Dia lahir tahun 320 Sebelum Masehi. Bisa bayangin itu setua apa? Sekitar 2200 tahun sebelum Indonesia merdeka, 1600 tahun sebelum Majapahit, dan 700 tahun sebelum kerajaan Kutai kerjaan pertama di Nusantara. Pada zaman itu, tentu ga ada yang bisa bikin roket ke luar angkasa untuk mengukur jarak dari matahari ke bumi. Terus gimana cara Aristarchus ini bisa mengukur jaraknya? Okay, sebenernya Aristarchus ini belum benar-benar mengukur jarak dari matahari ke bumi. Yang dia lakukan itu cuma mengukur perbandingan antara jarak bumi-matahari dan bumi-bulan. Dia melakukan pengukuran ini ketika bulan tampak setengah lingkaran dari bumi. Wah, gimana caranya tuh? Nah, sebelum lu scroll ke bawah, coba pikir dulu, kira-kira gimana metode dia untuk mengukur perbandingan jarak Bumi-Matahari dan Bumi-Bulan ketika bulan tampak setengah lingkaran. Petunjuknya Gambar posisi Bulan, Matahari, dan Bumi ketika bulan tampak setengah lingkaran. Contohnya seperti gambar Bulan berikut ini. ? Okay, gue lanjutin ya. Ketika bulan tampak setengah lingkaran dari permukaan bumi, maka matahari, bulan, dan bumi akan membentuk sudut tegak lurus seperti gambar berikut ini Okay, perlu gue tekankan bahwa gambar di atas itu simplifikasi dari posisi sebenarnya,ya. Harusnya matahari itu jauh lebih besar dari pada bumi dan bulan, sudut θ juga harusnya ga setajam itu, tapi mendekati 90 derajat. Tapi penggambaran ini ga jauh beda dengan apa yang dilakukan oleh Aristarchus. Nah, untuk bisa mendapatkan perbandingan antara b dengan a, kira-kira apa yang harus dilakukan oleh Aristarchus? Dia tinggal menghitung sudut θ! Menghitung sudut bulan-bumi-matahari sudut θ Teknik yang dilakukan oleh Aristarchus untuk menghitung sudut θ ini ga jauh berbeda dengan yang dilakukan oleh Eratosthenes. Aristarchus tinggal meletakkan sebuah tongkat secara tegak ketika bulan itu berada tepat di atasnya, seperti gambar di atas. Berikutnya, dia bisa mengukur bayangan yang terbentuk akibat adanya sinar matahari di atas. Sudut ɸ bisa dicari dengan persamaan tan ɸ = Panjang bayangan / Panjang tongkat Berhubung sudut ɸ dan sudut θ saling bertolak belakang, maka kita bisa menyimpulkan bahwa θ = ɸ Hore! Aristarchus berhasil menghitung sudut antara bulan-bumi-matahari! Perbandingan jarak bumi-bulan dengan bumi-matahari Setelah sudut θ diketahui, perbandingan antara b dengan a pada gambar di atas tentu gampang dicari dong, ya? Yup, langsung aja Cos θ = b/a Nah, Aristarchus melakukan hal di atas dan menemukan bahwa sudut θ itu besarnya adalah 87o. Tinggal kita masukkan ke persamaan, deh Cos 87o = 1/19 Wah, berarti dapet nih! Perbandingan jarak bumi-bulan dengan bumi-matahari adalah 119! Aristarchus pun senang. ? Eh tunggu! Kok udah pakai Trigonometri sih? Emangnya di zaman Yunani kuno, Trigonometri sudah ditemukan? Okay, tentu Trigonometri yang kita kenal sekarang dengan nama-nama yang sok asik itu sin, cos, tan belum dikenal. Tapi konsep perbandingan segitiga siku-siku itu udah dikenal pada zaman Yunani kuno. Jadi ketika Aristarchus itu menemukan bahwa sudut yang harus dia cari perbandingannya adalah 87o misalnya, dia tinggal menggambar suatu segitiga siku-siku yang salah satu sudutnya adalah 87o. Setelah itu, dia ukur perbandingan antara sisi samping dengan sisi miringnya. Jadi dia ga perlu tahu tentang cosinus untuk bisa melakukan hal ini karena Trigonometri pun konsep dasarnya adalah dari perbandingan segitiga. Perhitungannya Aristarchus ini akurat ga sih? Meskipun metodenya Aristarchus ini menarik, tapi sayangnya hasil perhitungan dia sangat jauh dari ukuran yang sebenarnya. Menurut perhitungan modern, sudut sebenarnya itu bukan 87o, tapi 89,83o. Kalau kita masukkan ke dalam cosinus, hasil perhitungannya adalah 1400. Jauh banget ya. Supaya dia nggak sedih, gimana kalau kita bilang ke Aristarchus, “Ga apa-apa kok, Aristarchus! Aku tetap bangga sama kamu!” Anyway, meskipun belum akurat, tapi belum ada yang berhasil mengoreksi perhitungan Aristarchus ini sampai 1900 tahun kemudian loh! Sudut pengukuran Aristarchus ini kemudian diperbaiki oleh Godefroy Wendelin. Temuan Wendelin & Horrocks Pada abad ke-17, seorang astronom dari Flandria sekarang merupakan bagian dari Belgia bernama Godefroy Wendolin menggunakan teleskop untuk mengoreksi observasi sudut yang terbentuk diantara Bulan-Bumi-Matahari. Dengan kata lain, paman Wendolin mengoreksi metode Aristarchus. Ia juga memetakan lokasi bintang yang tersebar di angkasa. Beliau mengamati bahwa besar sudut tersebut bukanlah 87o namun 89,7o-89,75 o. Dengan koreksi tersebut maka kita dapat mengubah persamaan kita diatas tadi dan mendapatkan bahwa perbandingan jarak antara Bumi ke Bulan dan Bumi ke Matahari sebenernya mencapai 1 berbanding 220. Wow. Sekarang kita udah deket banget dengan nilai perbandingan jarak yang sebenarnya yaitu sekitar 1 berbanding 400. Selang 4 tahun kemudian, Jeremiah Horrocks seorang astronom dari Inggris menemukan metode lain untuk mengukur jarak antara Bumi dan Matahari. Untuk mengukur jarak tersebut beliau menggunakan posisi relatif Venus terhadap Matahari. Perhitungan Horrocks dilakukan dengan pengamatan terhadap Venus dari berbagai tempat di Bumi. Untuk memahami metode Horrocks, kita coba buat datanya lebih simpel dengan menaruh pengamatan pada dua titik saja. Coba perhatikan ilustrasinya. Nah, dari kedua lokasi tersebut, dilakukan pengamatan terhadap posisi Venus ketika posisi orbitnya dapat diamati dari Bumi. Posisi Venus ketika mengorbit Mataharinya pun diamati tidak hanya sekali saja. Kemudian Horrocs dapat memperhitungkan secara kasar berapa jarak d2 dengan menggunakan geometri. Dengan menggunakan hubungan sudut, diketahui bahwa θ1 dan θ2 besarnya sama. Kemudian dengan menggunakan nilai sin untuk sudut yang sangat kecil, diperoleh bahwa perbandingan d1/D1 sama dengan d2/D2. Dengan ilustrasi tersebut Horrocks juga dapat memperoleh estimasi jarak antara Bumi ke Matahari yaitu sekitar 144,840,960 km. Perhitungan beliau meleset sekitar 10 juta kilometer tapi nilai ini udah bagus banget. Metode Parallax Cassini, pengguna metode Parallax yang berhasil mengukur jarak antara Bumi dan Matahari dengan lebih akurat daripada pengukuran-pengukuran sebelumnya. Metode berikutnya adalah sebuah metode yang dinamakan Metode Parallax. Metode ini digunakan oleh seorang yang bernama Giovanni Cassini. Ia menjadi orang pertama yang bisa memberikan nilai yang cukup akurat mengenai jarak antara Matahari ke Bumi. Bagaimana Cassini bisa mendapatkan angka tersebut? Dengan mengukur jarak antara Bumi dan Mars. Loh? Iya, doi ngukur jarak antara Bumi dan Mars dulu, abis itu baru dia ngukur jarak antara Bumi dan Matahari. Gini ceritanya. Pada tahun 1672, Cassini menggunakan sebuah alat yang biasanya digunakan oleh pelaut untuk navigasi. Kecuali elo bajak laut atau pelaut mungkin elo nggak akan familiar dengan alat ini. Nama alatnya itu sextant. Ini aksesoris yang ditempel pada teleskop. Bentuknya kayak gini. Sextant, alat yang digunakan Cassini untuk membantu perhitungan dalam metode Parallax. Bentuknya mirip busur, ya? Nah, alat yang di bawahnya ini bisa ngukur nilai sudut yang cukup akurat. Jauh lebih akurat daripada ngukur sudut pake tongkat atau teleskop. BTW, sebenernya metode yang digunakan oleh Cassini ini sempat terlebih dahulu digunakan oleh seseorang bernama Huygens. Akan tetapi, banyak asumsi yang digunakan Huygens meleset sehingga Huygens dinyatakan tidak ilmiah. Maka Cassini dinyatakan sebagai penggagas metode yang biasa disebut sebagai Parallax. Nama mereka digunakan untuk dijadikan satelit yang digunakan untuk mempelajari Saturnus. Cassini-Huygens nama satelit buatannya, namun lebih dikenal dengan sebutan satelit Cassini. Kasian deh Huygens, nggak saintifik sih lo. Satelit ini merupakan satelin pertama yang berhasil memasuki orbit Saturnus. Ilustrasi satelit Cassini-Huygens, yang berhasil memasuki orbit Saturnus. Eksperimen untuk Mencari Sudut Parallax Sekarang kita bakal ngomongin bagian serunya nih. Huehehhe. Ekseperimen ini dilakukan Cassini dengan mengukur sudut yang terbentuk antara Mars dan Bumi dari dua sudut pandang berbeda. Nah yang gue jelasin di sini itu versi sederhana dari eksperimennya yah. Kalo aslinya, Cassini ngumpulin data segambreng dulu. Jadi dapat hasil rata-ratanya. Cassini melakukan pengukuran dari 2 tempat, yaitu Perancis dan Guyana Perancis French Guyana. Di Paris, Perancis, Cassini mendapatkan sudut alpha sebagai berikut Kemudian Cassini mengirim seorang kolega bernama John Richer untuk mengukur di Guyana Perancis. Guyana Perancis ini lokasinya ada di Amerika Selatan, ya. Kemudian, Richer mendapatkan sudut beta sebagai berikut Begitulah wajah Richer yang bete, soalnya harus keluar dari zona nyaman di Eropa dan menjelajah Amerika Selatan dulu untuk memperoleh data. Anyway, kalau kedua gambar itu kita zoom out, maka sudut alpha dan beta itu menjadi seperti ini Berhubung mereka bisa mengetahui posisi Paris dan Guyana Perancis dengan menghitung sudut ke matahari, maka mereka bisa tahu sudut gamma di bawah ini Nah, sudut Parallax yang mau mereka cari itu adalah sudut theta di bawah ini Sekarang elo gue kasih puzzle, nih biar kesannya bukan soal biar lebih rame dan seru. Kalau alpha, beta, gamma sudah diketahui, gimana cara mencari sudut thetanya? Nih biar kebayang gue kasih angka ini bukan nilai sebenarnya yah Misalkan besar sudut α = 75o. Terus sudut β besarnya 70o. Besar sudut γ itu 25o. Berapa coba nilai sudut θ Parallax-nya ? Silakan jawab di kolom komentar, ya. Kalo elo bingung gimana nyelesaiin puzzle-nya, nih gue kasih clue. Jarak Bumi-Mars Nah, kalau sudut parallax sudah diketahui, gimana cara Cassini menghitung jarak dari Bumi ke Mars? Kita gambar lagi yah. Puzzle terakhir nih terakhir. Tapi elo bakal paham, nih gimana cara ngitung jarak ke Mars. Misalkan D itu besarnya km. Kemudian misalkan sudut parallaxnya adalah 10o. Berapakah nilai L? tulis jawaban lu di comment lagi ya Sekali lagi kalo elo bingung, lo bisa cek artikel yang gue kasih tadi. Seru kan? Iseng-iseng berhadiah ilmu pengetahuan *tsaaah. Sekali lagi gue ingatkan nilai yang gue kasih di puzzle tadi, tuh, bukan nilai sebenarnya, yah. Sudut parallax itu aslinya nilainya nol koma sekian derajat. Kecil banget nilainya. Jadi nanti nilai L yang didapet yah gede banget juga, men. Jarak Bumi-Matahari Cassini sudah bisa menghitung jarak Bumi-Mars, tapi kan yang mau kita cari adalah jarak Bumi-Matahari. Jeng jeng. Ternyata belum selesai yah. Kebetulan, Astronom sebelum Cassini sudah bisa mengetahui jarak Mars ke Matahari ini ga kita bahas di sini ya karena kepanjangan. Kemudian, Cassini juga bisa mengukur sudut Mars-Bumi-Matahari, sebut aja sudut θ. Hati-hati ketuker dengan θ yang sudut parallax tadi yah. Kalau kita gambarkan ketika benda langit tersebut, gambarnya jadi begini Okay, kalau kita tahu besar L, x, dan theta, gimana cara menghitung p? Nih gue kasih angkanya lagi Diketahui nilai dari x adalah 228 km dan nilai dari L adalah 55 km. Sudut θ diketahui sebesar 60o Berapakah nilai p? tulis jawaban di komentar di bawah ya Clue-nya juga ada di artikel tadi, ya. Bagaimana dengan Perhitungan di Era Modern? Meski nilai yang diperoleh oleh Cassini memang tidak seratus persen akurat, yaitu meleset sekitar 6% dari nilai yang kita dapat dari hasil eksperimen di abad 21. Namun, untuk tepat dugaan lo. Nilai yang kita punya masih merupakan hasil suatu perhitungan dan mungkin saja dalam beberapa waktu ke depan seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, akan terjadi koreksi lagi terhadap nilai AU. Di era modern ini, jika kita ingin melakukan perhitungan jarak antara Bumi dan benda langit lainyya, kita bisa memanfaatkan teknologi seperti satelit. Pengukuran dilakukan dengan mengirimkan satelit mendekati benda langit yang ingin kita ukur jaraknya. Setelah itu yang perlu kita lakukan adalah mengirimkan sinyal pada satelit tersebut dan menunggu waktu terpantulnya sinyal tersebut oleh satelit sampai kembali ke Bumi. Keren, yah. Ternyata pertanyaan-pertanyaan yang mungkin tidak pernah terbayangkan untuk bisa dijawab oleh manusia dapat dicari jawabannya dengan metode yang simpel. Dengan geometri yang cukup sederhana dan pengetahuan untuk mengukur sudut, kita dapat mengukur berbagai hal seperti jarak dan diameter dari beragam benda langit yang ada di alam semesta. So, jangan pernah sekalipun menggantung mimpimu hanya setinggi pohon mangga, apalagi pohon toge. Gantungkan mimpimu setinggi langit. Bahkan Matahari yang belum mencapai ujung langit saja berjarak meter dari Bumi yang kita pijak. Siapa tahu dalam 30 tahun kedepan elo akan menjadi orang Mars pertama? Berarti elo menggantungkan cita-cita lo setinggi 229 juta kilometer. Anyway, sekian dulu pembahasan dari kami. Semoga tulisan ini bisa menginspirasi lo untuk terus menggali ilmu tentang alam semesta. To quote Buzz Lightyear, to infinity and beyond! Referensi [ Tentang metode Aristarchus yang ngukur pertama kali [ Metode perbaikan Jeremiah Horrocks [ History of using parallax [ [ Angle of Parallax [ [ in - Sudah menjadi opini umum yang selalu diajarkan di kurikulum pendidikan terutama di Indonesia, bahwa jagat raya itu tanpa batas karena di samping tata surya-tata surya lainnya yang belum diketemukan, juga masih ada galaksi-galaksi lainnya selain Bima Sakti yang diklaim sebagai tatasurya matahari. Mereka mengklaim jarak antara bumi dan matahari sejauh 150 juta km, sedangkan mereka menganggap matahari merupakan bintang terdekat. Lalu disebutkan bintang Alpha Century merupakan bintang terdekat setelah matahari, yang diklaim berjarak 4,35 tahun cahaya, dengan pengertian kali jarak bumi ke matahari. Subhanallah, kalau memang benar pendapat mereka, lalu dimana letak langit dunia? Karena hadits shahih menyatakan jarak langit dan bumi 500 tahun perjalanan unta, jika dihitung sebesar 9 juta km, dan jarak bumi dengan langit ke tujuh sejauh 126 juta km. Kalau memang jarak bumi dan matahari 150 juta km dari pendapat mereka itu, apakah matahari itu terletak di atas langit ke tujuh? Bagaimana juga letak Alpha Century yang jaraknya lebih dahsyat lagi? La haulawala quwwata illa billah. Juga perhatikan mereka menyatakan matahari bersama planetnya, termasuk bumi bergerak dengan kecepatan km/jam, yang berrti dalam sehari bergerak sejauh km. Kalau begitu, sudah sampai dunia mana seharusnya kita sekarang??? Sekarang mari kita merujuk pada dalil-dalil shahih mengenai jarak bumi dan langit, jarak antara satu langit dengan langit lainnya, serta ketebalan tiap langit hingga Arsy. Dari Abdullah bin Mas’ud Radliyallaahu 'anhu”Antara langit dengan langit yang setelahnya adalah lima ratus tahun perjalanan, dan jarak langit dengan bumi adalah lima ratus tahun perjalanan, antara langit ke tujuh dengan kursi adalah perjalanan lima ratus tahun perjalanan, antara kursi dengan air adalah perjalanan lima ratus tahun, dan Arsy berada di atas air dan Allah berada di atas Arsy, tidak ada satupun dari amal perbuatan kalian tersamar atas-Nya.”[HR. Darimi, Ibnu Khuzaimah, Thabrani, Baihaqi]. Dishahihkan oleh Ibnu Qoyim, adz-Dzahabi, Syaikh ad-Duwaisy menurut syarat Muslim. “Antara langit dengan bumi adalah lima ratus perjalanan dan tebal setiap langit itu lima ratus tahun perjalanan.”[HR. Thabrani] Dari Abu Huraihah Radliyallaahu 'anhu”Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bertanya”Tahukah kalian berapa jarak antara langit dengan bumi?” Para sahabat berkata’Kami tidak mengetahuinya.”Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda”Jarak antara keduanya mungkin 71, 72 atau 73 tahun perjalanan.” Dari sini Imam Ahmad rahimahullah berkata”Jarak antara bumi paling atas dan langit dunia adalah perjalanan lima ratus tahun, dan antara satu langit dengan langit lainnya adalah perjalanan lima ratus tahun.” Syaikh Shiddiq Hasan Khon rahimahullah berkata”Dalil-dalil yang shahih telah menunjukkan bahwa Allah ta’ala menciptakan tujuh langit sebagiannya di atas sebagian lainnya, juga menciptakan tujuh bumi yang paling atas dengan langit dunia adalah perjalanan lima ratus tahun, dan antara satu langit dengan langit lainnya adalah perjalanan lima ratus tahun.” Dan harus dipahami bahwa perjalanan yang dikenal pada zaman Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam adalah perjalanan dengan unta. Oleh karena itu, kalu dihitung jarak antara langit dan bumi, maka harus berdasarkan perjalanan unta, bukan dengan kendaraan lainnya. Berkata Ibnu Qoyim rahimahullah”Adapun perbedaan jarak antara hadits Abbas Radliyallaahu 'anhu dengan Abu Huraihah Radliyallaahu 'anhu, kedua hadits ini saling membenarkan, karena jarak itu bisa berbeda tergantung cara perjalanannya, perjalanan pos dengan kuda misalkan bisa lebih cepat tujuh kali ila dibandingkan dengan yang menggunakan unta. Ini adalaha suatu yang diketahui bersama berdasar pada realita yang ada. Jarak yang bisa ditempuh oleh kuda dalam tiga hari. Maka saat Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam menentukannya dengan 70 tahun, maka maksudnya adalah perjalanan cepat dengan kuda sedangkan yang ditentukan oleh Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam dengan lima ratus tahun perjalanan maka ini adalah perjalanan unta.” Berkata Imam Dzahabi rahimahullah”Tidak ada pertentangan di antara dua hadits ini, karena lima ratus tahun itu dengan perjalanan unta, adapun yang tujuh puluh tahun lebih maka itu menggunakan kuda.” Oleh karena itu, Syaikh al-Utsaimin rahimahullah berkata”Apabila telah shahih sebuah hadits dari Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam, maka kita harus membuang semua yang menentangnya.” Jadi, sekarang sudah jelas bahwa pendapat yang mereka nyatakan itu, bahwa jarak bumi dan matahari sejauh 150 juta km, dan pendapat bathil lainnya, maka itu semua kebohongan yang besar, yang tidak bisa dijadikan dasar ilmu. Sudah seharusnya kita sebagai umat Muslimin merujuk pada perkataan Nabi shallallaahu alaihi wasallam serta para sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in dalam hal ini, karena sudah ada hadits-hadits yang menyatakannya secara jelas. sumber loading... Prof Agus Purwanto menjelaskan, peristiwa Isra Mikraj tidak bisa dijelaskan dengan Teori Relativitas Khusus yaitu dengan teori Kecepatan Cahaya, karena jika memakai teori tersebut, Rasulullah SAW belum keluar dari sistem tata surya."Sehingga, untuk menjelaskan peristiwa tersebut bisa mengunakan Teori Relativitas Umum . Berarti mengisyaratkan adanya ruang dengan dimensi tinggi, immaterial atau gaib di sekitar kita," ungkap Guru Besar Teori Fisika ITS ini dalam Pengajian Online Memperingati Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW, pada Kamis 11/3. Baca Juga Cahaya ini diketahui oleh ilmuan dan diidentifikasi bahwa kecepatan cahaya itu km/detik. "Sehingga jika cahaya ini melingkar mengelilingi bumi, maka satu detik ini bisa mengelilingi bumi sekitar 6 sampai 7 kali,” meneruskan, Isra sebagai perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsho dan Mikraj yang artinya bergerak ke langit ke tujuh sidratul muntaha. Jika disimplikasi, maka isra adalah perjalanan horizontal dan mikraj adalah perjalanan vertikal.“Kita asumsikan kejadian mulai bakda salat isya atau jam sampai jam pagi menjelang subuh. Jadi membutuhkan waktu 8 jam, karena perjalannya bolak-balik, maka antara pulang pergi memerlukan waktu yang sama 4 jam,” urai anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah ini seperti dilansir laman resmi Muhammadiyah . Baca Juga Agus menjelaskan, karena perjalanan dilakukan bersama Buraq, maka dapat diasumsikan bahwa Rasulullah dalam peristiwa itu bergerak dengan kecepatan tertinggi di alamnya, yaitu kecepatan cahaya. Maka dalam satu jam Rasulullah bisa menempuh jarak sampai terkait dengan tata surya, ilmuan mengidentifikasi jarak antara Matahari dengan Bumi adalah km. Sehingga waktu yang diperlukan cahaya dari Matahari ke Bumi itu hanya 8 menit. Prof Agus menerangkan, jika demikian, cahaya yang dirasakan oleh manusia di bumi adalah bukan cahaya yang dipancarkan seketika oleh matahari, melainkan cahaya yang dipancarkan 8 menit sebelumnya.“Kemudian planet terluar, Neptunus itu diketahui jaraknya km. Jadi ini masih lebih besar dari jarak yang ditempuh oleh cahaya selama 4 jam, artinya Baginda Rasulullah dalam waktu 4 jam belum sampai di Neptunus. Ternyata belum sampai keluar dari Tata Surya kita,” menghitung perjalanan Rasulullah dengan teori relativitas khusus tidak memadahi. Selain itu, jika suatu objek bergerak dengan kecepatan cahaya, maka massanya itu akan meledak. Dengan demikian penjelasan ini tidak memadahi, karena itu harus kita tinggalkan. Baca Juga Prof Agus menyarankan untuk merujuk kepada QS Al Isra’ ayat 1. سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُMaha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.“Memperjalankan itu berarti memindah suatu objek dalam hal ini Rasulullah dari satu titik ke titik lain, dari satu dimensi ke dimensi yang lain, ini berarti dimensi ruang. Dan kemudian peristiwa ini terjadi pada malam hari, ini adalah masalah waktu. Ayat tersebut memberi isyarat bahwa, inilah kosmologi Islam, bahwa realitas itu terdiri dari ruang, waktu, materi, dan ruh,” Agus menambahkan, dalam QS Az Zumar ayat 46, dapat diindikasikan bahwa langit ke 7 adalah ghaib atau di luar jagad raya, artinya langit ke tujuh posisinya di luar ruang material. Jadi Mikraj yang dilakukan oleh Rasulullah SAW adalah masuk ke dimensi yang lebih tinggi ke luar material atau langit ke tujuh untuk menerima perintah salat.“Ini susah memang kalau mau mengambarkan alam di luar ruang material, tapi kita yakin dan menerima hadis-hadis sahih. Bahwa di sekitar majelis takliim kita ini kan ada banyak malaikat lalu lalang, tapi malaikat yang banyak ini berada di luar dimensi kita. Sehingga kita tidak pernah bertabrakan, karena malaikat berada di dimensi yang lebih tinggi dari pada kita. Jadi Rasulullah menghilang masuk ke langit ke tujuh,” urainya.“Jadi Mikraj itu menembus dimensi ruang menuju ke dimensi yang lebih tinggi, immaterial atau gaib” ujarnya. Baca Juga mhy Gabung KomunitasYuk gabung komunitas {{forum_name}} dulu supaya bisa kasih cendol, komentar dan hal seru lainnya. Kaskus Addict Posts 1,235 500 tahun gan, demikian juga jarak antara langit, sampai langit ke7 Yang dimaksud adalah 500 tahun perjalanan dengan kuda paling cepat, kalo ane gogling kuda paling cepat kecepatannya 76km/jam Kalo dihitung 1 hari = 76x24 = 1824 km 1 tahun = 1824 x 354 = 645696 km 500 tahun = 500 x = km sebagai gambaran jarak bumi - matahari rata-rata juta kilometer jarak matahari kebintang terdekat menurut wiki, Sistem bintang yang terdekat dengan Matahari adalah Alpha Centauri.[78] Bintang yang dalam kompleks tersebut yang memilkiki posisi terdekat dengan Matahari adalah Proxima Centauri, sebuah bintang berwarna merah redup yang terdapat dalam rasi bintang Centaurus.[78] Jarak Matahari ke Proxima Centauri adalah sejauh 4,3 tahun cahaya juta km atau 270 ribu unit astronomi, kurang lebih 270 ribu kali jarak matahari ke Bumi itu hanya perkiraan/itungan ane ya gan pastinya hanya Alloh yang tau Wallohu a'lam Spoiler for HR Apakah kalian tahu berapa jarak antara langit dan bumi?” Kami para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lah yang lebih mengetahui.” Beliau bersabda, “Jarak langit dan bumi adalah perjalanan 500 tahun…” HR. Abu Dawud dan selainnya. 08-10-2016 2227 nona212 memberi reputasi pejwan dibuka, ditritt minimalis! 08-10-2016 2227 Diubah oleh 08-10-2016 2229 atas ane cepat amir 08-10-2016 2234 Trit singkat amir bre 08-10-2016 2234 Kaskus Addict Posts 1,247 tahun hari apa tahun cahaya umz? 08-10-2016 2236 singkat , padat , jelas.. part II 08-10-2016 2237 Kaskus Maniac Posts 8,438 oh gitu 08-10-2016 2238 Oh begitu?? Ngitung nya pake meteran gak bree 08-10-2016 2240 Aktivis Kaskus Posts 541 Mantep bray jarang jarang ada trit begini 08-10-2016 2241 KASKUS Maniac Posts 6,480 Haaaah 08-10-2016 2241 KASKUS Addict Posts 1,936 500tahun cahaya 08-10-2016 2242 Aktivis Kaskus Posts 585 alhamdulilah pejwan 08-10-2016 2243 Kaskus Maniac Posts 4,113 singkat banget gan 08-10-2016 2247 KASKUS Maniac Posts 7,248 masak sih? 08-10-2016 2248 Setinggi cinta ane sama Doi gan 08-10-2016 2253 Kaskus Addict Posts 2,843 Singkat amat bre,macem selebaran di nasi berkat 08-10-2016 2254 Lama banget 08-10-2016 2254 Kaskus Addict Posts 2,207 Kita hanya manusia biasa jadi tak tahu berapa pasti jaraknya 08-10-2016 2257 Aktivis Kaskus Posts 699 pejwan ditutup! 08-10-2016 2300 Diubah oleh 08-10-2016 2301 Kaskus Maniac Posts 7,020 deket ko bray 08-10-2016 2301

jarak bumi ke langit ke 7